Laman

Selasa, 16 September 2014

Gemuruh di pagi hari

Gemuruh Gunung Merapi masih sering terdengar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Petugas di Pos Pengamat Gunung Merapi di Kecamatan Srumbung, Magelang, Heru Suparwoko, mengatakan gemuruh Merapi masih kerap terdengar di kawasan Srumbung yang berjarak 11 kilometer dari Merapi.

Bahkan gemuruh itu terdengar hingga Kecamatan Tempel, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun Kecamatan Srumbung berbatasan dengan Tempel. "Pagi tadi ketika suasana hening, terdengar suara gemuruh hingga jarak jauh," kata Heru, Jumat, 2 Mei 2014.

Menurut dia, kabut menutupi Gunung Merapi sejak pagi hingga siang hari. Hasil pengamatan petugas di Pos Pengamatan Srumbung menunjukkan terjadi aktivitas kegempaan pada hari ini. Gempa frekuensi rendah terjadi 2 kali, multiphase (MP) 1 kali, guguran 7 kali, dan gempa tektonik 1 kali.

Sedangkan tekanan asap solfatara bertekanan lemah hingga sedang. Asap solfatara Merapi yang tebal itu setinggi 600 meter berwarna putih. Ia menyatakan kondisi Merapi hari ini sama seperti kemarin.

Masyarakat Srumbung saat ini masih beraktivitas normal, seperti bertani. "Tidak ada perubahan yang signifikan," katanya. Kondisi yang sama juga terjadi di Babadan, Kecamatan Dukun, Magelang. Hal itu diketahui dari hasil pengamatan petugas di Pos Pemantau Gunung Merapi di Babadan. Ini merupakan pos terdekat dengan Gunung Merapi di Magelang.

Di wilayah lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Boyolali mendata beberapa dukuh yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) II Gunung Merapi. Kepala BPBD Boyolali Suyitno mengatakan hasil pendataan menyebutkan ada 18 dukuh yang masuk KRB II. "Belasan dukuh itu tersebar di delapan desa," katanya, Jumat, 2 Mei 2014. Dia mengatakan di Boyolali tidak ada permukiman warga yang berada di wilayah KRB I.

Dukuh-dukuh yang masuk KRB II berada di Kecamatan Selo, Cepogo, dan Musuk. Di Kecamatan Selo ada 3 dukuh di Desa Klakah, 6 dukuh di Desa Tlogolele, 3 dukuh di Desa Lencoh, 2 dukuh di Desa Samiran, serta masing-masing 1 dukuh di Desa Suroteleng dan Desa Jrakah. Lalu, dua dukuh lagi ada di Cepogo dan Musuk.

Dia mengaku sudah bersiap menghadapi letusan Gunung Merapi. Misalnya, dengan mendata warga yang harus diungsikan dan menyiapkan kendaraan untuk evakuasi.

Sumber: http://www.tempo.co/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar